Kemenyan adalah zat yang dapat dibakar dan menghasilkan aroma harum tertentu. Umumnya di Indonesia, kemenyan dibakar untuk membuat kemenyan. Selain itu, manfaat kemenyan juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri farmasi, kosmetik dan parfum. Itu berasal dari pohon kemenyan yang menghasilkan getah. Resin atau sari buah tersebut kemudian diolah sesuai kebutuhan sebagai campuran aromaterapi menjadi pengawet.
Apa saja manfaat kemenyan?
Ini bukan hal baru karena kemenyan digunakan di seluruh dunia ribuan tahun yang lalu. Beberapa manfaatnya antara lain:
Ritual Keagamaan
Tidak hanya di Indonesia, ritual keagamaan pada peradaban Mesir kuno, Babilonia, dan Yunani tidak lepas dari kemenyan. Sejak berabad-abad yang lalu hingga sekarang, orang-orang di seluruh dunia telah menggunakan dupa untuk berbagai kegiatan, seperti untuk keagamaan.
Aromaterapi
Banyak juga yang secara sadar menggunakan aroma dupa sebagai aromaterapi. Saat dibakar, bahan aromatik sebagai bahan baku akan menghasilkan suara yang khas.
Antidepresan
Membakar kemenyan dengan permen karet kemenyan tampaknya menghasilkan respons yang mirip dengan antidepresan. Hal ini terbukti dalam uji laboratorium pada tikus pada tahun 2008.
Selain itu, respons terhadap tingkat kemenyan ini juga terdeteksi di daerah otak yang terkait dengan kecemasan dan depresi yang berlebihan. Reseptor otak yang berhubungan dengan perasaan panas juga aktif. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk membuktikan apakah ada manfaat serupa pada manusia.
Bahaya Menghirup Asap Kemenyan
Setelah melihat manfaat kemenyan, simak beberapa risiko kesehatan dari pembakaran kemenyan. Berikut adalah beberapa:
Berpotensi menyebabkan kanker
Campuran zat dalam kemenyan dapat bersifat karsinogenik dan menyebabkan kanker. Fakta ini dikonfirmasi oleh penelitian pada tahun 2008. Selain itu, orang dewasa di Singapura yang terpapar asap kemenyan dalam waktu lama juga memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker.
Lebih berbahaya dari merokok
Ada juga penelitian oleh tim peneliti dari China yang menemukan bahwa menghirup asap kemenyan bisa lebih berbahaya daripada merokok. Penelitian ini dilakukan pada sel hewan dan dilakukan secara in vitro. Lebih khusus lagi, ada banyak bahan beracun berbahaya dalam asap kemenyan, seperti benzena, karbonil dan hidrokarbon poliaromatik. Namun, para peneliti dalam penelitian ini bekerja di sebuah perusahaan tembakau. Ini berarti bahwa mungkin ada bias tertentu yang mempengaruhi hasil akhir.